MAKALAH
STARTER
DAN PENGISIAN
Disusun Oleh :
DONI
HARDIANSYAH
KELAS
XII TKR 2
SMK MUHAMMADIYAH
2 GENTENG
GENTENG –
BANYUWANGI
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah “Starter dan Pengisian” ini guna memenuhi
salah satu tugas.
Tak lupa saya ucapkan
terima kasih kepada guru mata pelajaran yang telah membimbing dalam penyusunan
makalah ini, juga kepada rekan-rekan yang telah memberi dukungan untuk
penyusunan makalah ini.
Besar harapan saya
mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan, khususnya bagi
penulis. Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kalimat atau bahasa yang
kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu kami
mengharapkan ritik dan saran yang membangun dari guna mencapai penyempuraan
laporan penyusun kedepan.
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Masalah
C.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Starter
B.
Fungsi Sistem Starter
C.
Jenis Sistem Starte
D.
Komponen Sistem Starter
E.
Type Motor Starter
F.
Prinsip Kerja Sistem Starter
G.
Cara Kerja Sistem Starter
H.
Sistim Listrik
I.
Perbaikan Sistem starter
J.
Pemeriksaan perawatan
K.
Sistem Pengisian
L.
Komponen system pengisian
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu mesin tidak dapat mulai hidup (start) dengan
serndirinya, maka mesintersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan
poros engkol danmembantu untuk menghidupkan.Hal itulah yang menyebabkan
keharusan adanya sisten starter pada kendaraaa, mobil padaumumnya menggunakan
motor listrik yang digabungkan dengan magnetic switch yangmemindahkan gigi
pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan ke padabagian luar dari fly
wheel, sehingga ring gear berputar ( dan juga poros engkol ).
Pada jaman dulu sebelu motor starter ditemukan untuk
menghidupkan kendaraan dibutuhkan tenaga dari seseorang untuk memutar poros
engkol, selain itu ada juga motor starter yang meggunakan energy listrik namun
masih sangat kuno,seiring perkembangan jaman kini telah bayak ditemukan motor
starter yang lebih modern dan tentunya lebih baik.
Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari
tenaga yang kecilyang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan
ialah bahwa motorstarter harus sekecil mungkin. Untuk itulah , motor serie DC
(arus searah) umumnya yang dipergunakan.
Sistem pengisian adalah salah satu sistem di dalam sebuah
mobil yang mempunyai peran yang penting. Pada mobil yang menggunakan mesin
berbahan bakar bensin, sistem pengisian mempunyai peranan yang lebih besar
untuk menjamin kelangsungan hidup mesin, yaitu untuk mensuplai kebutuhan
listrik pada sistem pengapian. Sistem pengisian bekerja dengan mensuplai
kembali arus yang telah digunakan selama mobil bekerja. Bila sistem pengisian
tidak bekerja, maka hal ini akan mengakibatkan kesulitan bagi pengendara.
Kesulitan yang bisa terjadi antara lain mesin tidak dapat distart, bahkan mesin
tidak dapat hidup. Sistem pengisian dalam kinerja sebuah mesin mempunyai
peranan yang sangat penting maka diperlukan perawatan dan pengetahuan tentang
trouble shooting dan perbaikan sistem pengisian untuk menjamin kerja sistem dan
kerja mesin.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Sistem Starter?
2.
Apa
fungsi dari komponen komponen Sistem Starter?
3.
Bagaimana
prinsip kerja Sistem Starter ?
4.
Bagaimanka
sistem pengisian tersebut ?
5.
Bagaiman
proses terjadinya sistem pengisian ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Sistem Starter
2. Mengetahui fungsi dari Komponen
Komponen Sistem Starter
3. Mengetahui prinsip kerja Sistem
Starter
4. mengetahui sistem pengisian tersebut
5. Mengetahui terjadinya sistem pengisian
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Starter
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
B. Fungsi Sistem Starter
Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
C. Jenis Sistem Starter
1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter kaki), slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis ini.
D. Komponen Sistem Starter
1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay starter
b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor starter
c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar
Mesin kendaraan tidak dapat hidup dengan sendirinya tanpa adanya alat penggerak tenaga dari luar sebagai penggerak awal terjadinya proses pada motor bakar. Sistem stater pada motor bakar dipasangkan berfungsi sebagai penggerak awal sehingga mesin dapat melakukan proses pembakaran didalam ruang bakar. Motor stater sebagai penggerak mula harus dapat mengatasi tahanam-tahanan motor misalnya :
1. Tekanan kompresi
2. Gesekan pada semua bagian yang bergerak
3. Hambatan dari minyak pelumas , sewaktu masih dingin kekentalannya.
C. Jenis Sistem Starter
1. Starter Mekanik
Adalah starter yang digerakkan dengan tenaga manusia, contohnya, kick starter (starter kaki), slenger (starter untuk mesin diesel, dan beberapa type mobil lama)
2. Starter Elektrik
Adalah starter yang sumber tenaganya berasal dari arus listrik. Starter jenis ini banyak digunakan pada mobil dan saat ini banyak diaplikasikan pada sepeda motor.
3. Strarter Pneumatik
Adalah starter yang sumber tenagannya dari udara yang bertekanan. Banyak dipakai pada mesin-mesin kapal laut. Karena mesin kapal cukup besar, maka digunakan starter jenis ini.
D. Komponen Sistem Starter
1. Komponen Utama Sistem Starter
a. Saklar starter
Berfungsi mengalirkan arus listrik ke relay starter
b. Relay starter
Berfungsi mengalirkan arus yang besar ke motor starter
c. Motor starter
Berfungsi merubah tenaga listrik menjadi momen putar
Gambar II.1. Motor Stater
d. Batteray
Berfungsi sebagai sumber arus listrik
2. Komponen Motor Starter
a. Field Coil ( Kumparan Medan)
Terbuat dari tembaga yang dililitkan pada core motor starter berfungsi untuk membangkitkan medan magnet, akan tetapi pada beberapa jenis sepeda motor biasanya pada motor starter sudah dilengkapi dengan magnet permanen jadi tidak diperlukan field coil (kumparan medan) untuk membangkitkan medan magnet.
b. Armature (jangkar)
Berfungsi merubah energy listrik menjadi energy mekanik, dalam bentuk gerak putar atau sebagai penghasil momen putar.
Pada armature terdapat komutator yang bersentuhan langsung dengan brush yang berfungsi sebagai terminal kumparan armature (jalan masuknya arus dari brush).
Gambar II.2. Armature
c. Yoke dan Pole Core
Yoke(rumahan starter) berfungsi sebagai tempat untuk mengikatkan pole core. Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder.
Sedangkan pole core berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan field coil.
Gambar II.3.Yoke, Pole Core, dan Field coil
d. Brush (Sikat)
Brush terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Umumnya sarter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua.
· Dua buah disebut dengan brush positif.
· Dua buah disebut dengan brush negative.
Gambar II.4. Brush
e. Sarter Clutch
Sarter clutch berfugsi untuk memindahkan momen punter saft kepada roda penerus, sehingga dapat berputar.Sarter clutch juga berfungsi sebagai pengamandari armature coil bilamana roda penerus cenderung memutarkan pinion gear
Gambar II.5. Starter Clutch
f. Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda penerus, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuitmotor starter melalui teminal utama.
Gambar II.6. Sakelar Magnet
g. Armetur Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan roda penerus.
Gambar II.7. Armetur Brake
h. Driver Lever
Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear kea rah posisi berkaitan dengan roda penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.
Gambar II.8. Driver Lever
E. Type Motor Starter
Motor Starter Pada Kendaraan Terbagi Menjadi beberapa type, antara lain :
1. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
Gambar II.9. Conventional Type Starter Motor (pre-engaged)
a. Kelebihan
Motor starter tipe Konvensional memiliki kelebihan sebagai berikut:
Kontruksi pada motor starter tipe Konvensional Armaturenya seporos dengan pinion gear. Karena letak gigi pinion seporos dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, jadi putarannya menghasilkan gaya yang besar.
b. Kekurangan Motor starter tipe Konvensional memiliki kekurangan sebagai berikut:
Karena letak gigi pinion seporos
dengan armature, maka putaran gigi pinion dan putaran armature sama, maka
memerlukan tenaga listrik yang besar untuk menggerakkan engine.
2. Reduction Type Starter Motor
2. Reduction Type Starter Motor
Gambar II.10. Reduction Type Starter Motor
a. Kelebihan
Kontruksi pada motor starter tipe reduksi armaturenya tidak seporos dengan gigi pinion tapi putaran dari armaturenya di reduksikan (diturunkan) oleh idle gear sampai sepertiganya. Maka putaran yang dihaslkan sangat kuat karena memilki idlle gear.
b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan) maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.
3. Planetary Type Starter Motor
Gambar II.11. Planetary Type Starter Motor
a. Kelebihan
Sistem stater dengan motor stater tipe planetary pada prinsipnya sama dengan motor stater tipe lainnya. Motor stater jenis planetary termasuk pada jenis motor stater reduksi karena putaran armature diturunkan untuk mendapatkan tenaga putar yang lebih kuat. Mekanisme penurun putaran motor stater jenis ini menggunakan unit roda gigi planetary. Reduksi model planetary memungkinkan motor stater bekerja pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan motor stater tipe konvensional. Kecepatan motor yang lebih tinggi menghasilkan torsi yang lebih besar. Keuntungan dari motor stater jenis ini adalah lebih kompak, lebih ringan, dan output torsi yang lebih ringan.
Komponen-komponen utama motor stater tipe ini secara umum sama dengan motor stater tipe konvensional, namun ukuran aramature, kumparan medan dan lainnya lebih kecil. Perbedaan yang mencolok pada motor stater tipe ini adalah komponen untuk mereduksi putaran motor dengan unit roda gigi planetary. Unit gigi planetary terdiri dari beberapa komponen, yaitu ring gear, gigi planetary, pembawa gigi planetary dan poros pembawa (carrier shaft). Armature menghasilkan putaran yang tinggi. Putaran ini sebagai input pada sistem gigi planetary. Output dari sistem roda gigi planetary adalah putaran yang lebih lambat dibandingkan dengan putaran armature tetapi dengan torsi yang lebih tinggi.
Putaran gigi planetary akan menyebabkan poros pembawa ( poros gigi planetary ) juga ikut berputar. Perbandingan gigi antara gigi poros armature : gigi planetary : gigi ring gear adalah 11 : 15 : 43 yang menghasilkan perbandingan reduksi sebesar 5, dengan demikian kecepatan putaran poros armature akan turun menjadi 1/5 dari putaran poros armature sebenarnya.
b. Kekurangan
Karena putaran angkernya direduksikan (diturunkan)oleh gigi planetary, maka putarannya tidak cepat seperti pada motor starter tipe konvensional.
F. Prinsip Kerja Sistem Starter
1. Medan Elektromagnetik
Dalam ilmu Fisika, medan elektromagnetik adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya.Arus mengalir melalui sepotong kawat membentuk suatu medan magnet (M) di sekeliling kawat.
Gambar II.12. Medan Elektromagnetik
2. Kaidah Tangan Kiri Fleming
a. Ibu jari menunjukkan arah gaya elektromagnetik
b. Jari telunjuk menunjukkan arah medan magnet
c. Jari tengah menunjukkan arah aliran arus listrik
Gambar II.13. Kaidah Tangan Kiri Fleming
3. Prinsip Kerja Motor Stater
Sesuai dengan kaidah tangan kiri fleming. Jika di tengah tengah medan magnet dialirkan arus listrik maka akan timbul gaya elektromagnet. Pada gambar disamping , medan magnet dari kutup utara (N) menuju kutup selatan (S). Di tengah tengah medan magnet diletakkan konduktor yang dialiri arus, sehingga akan timbul gaya elektromagnetik yang menyebabkan konduktor bisa berputar.
Gambar II.14. Prinsip Kerja Motor starter
G. Cara Kerja Sistem Starter
1. Pada Saat Motor Switch On (ST)
Gambar II.15.Pada Saat Motor Switch On (ST)
Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> hold coil -----> massaSehingga : Ada kemagnetan yang menarik plunyer (ke kanan)
b. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan pull coil -----> terminal C -----> Kumparan Medan -----> anker -----> massaSehingga:
1) Magnetik switch ,plunyer tertarik /aktif
2) Pinion maju dan berputar lambat (arus nya masih kecil, lewat kontak)
3) Main Swtch mulai terhubung
2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Gambar II.16.Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Arus listrik mengalir :
a. Baterai -----> kontak -----> terminal 50 -----> kumparan penahan -----> massa
b. Baterai -----> terminal B -----> terminal C -----> Kumparan medan -----> kumparan angker -----> MassaSehingga:
Motor akan tertahan terkait dengan pinion dan berputar cepat (arus dari battery langsung lewat main switch ke motor).
3. Pada Saat Starter Switch OFF
Gambar II.17.Pada Saat Starter Switch OFF
a. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan pull coil -----> Hold coil -----> Massa
b. Baterai -----> Terminal B -----> Main switch -----> Terminal C -----> Kumparan medan angker -----> Massa
Sehingga:
Kemagnetan plunyer berbalik (sesuai arah aliran listriknya) sehingga Plunyer akan bergerak maju sehingga pinion tertarik mundur dan main switch terputus
H. Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem Starter Mobil merupakan suatu mesin atau engine tidak dapat mulai hidup (start) dengan sendirinya, maka mesin tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol dan membantu untuk menghidupkan. Dari beberapa cara yang sudah ada pada saat ini, mobil pada umumnya menggunakan siatu motor listrik, digabungkan dengan magnetic switch (solenoid) yang memindahkan gigi pinion yang berputar ke ring gear yang dipasangkan pada bagian luar dari fly wheel (roda gila), sehingga ketika ring gear dapat berputar maka secara otomatis poros engkol pun juga ikut berputar. Suatu motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai atau aki
Gambar II.18.Sistem Listrik Starter Pada Mobil
Sistem starter adalah bagian dari sistem pada kendaraan yang berfungsi untuk memberikan putaran awal untuk engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Dengan memutar fly wheel, dan poros engkol dapat berputar, sehingga engine mendapat putaran awal dan selanjutnya dapat bekerja memberikan putaran dengan sendirinya melalui siklus pembakaran pada ruang bakar.
a. Komponen Sistem Starter Pada Mobil
1) Kunci Kontak / Sarting Switch
Fungsi starting switch atau yang dikenal juga dengan istilah kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan baterai dengan komponen- komponen dalam sistem starter dan komponen kelistrikan lainnya.
2) Baterai (Aki)
Baterai atau aki pada mobil berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia, yang akan digunakan untuk mensuplai (menyediakan) listik ke sistem starter, sistem pengapian, lampu-lampu dan komponen komponen kelistrikan lainnya
3) Motor Starter
Motor Starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi gerak (mekanik), yang digunakan untuk memutar engine (melalui poros engkol) pertama kali, untuk membatu engine tersebut hidup.
4) Sekering (Fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pembatas arus (pengaman) agar tidak terjadi kelebihan tegangan yang akan menyebabkan kerusakan pada setiap komponen sistem kelistrikan.
5) Kabel
Kabel berfungsi sebagai penghubung komponen – komponen sistem kelistrikan pada mobil. Untuk penghubung pada sistem starter biasanya digunakan kabel yang cukup besar karena kabel tersebut juga dilewati arus yang cukup besar.Pada sistem pengapian yang dilengkapi dengan balast resistor, biasanya sistem starter juga dilengkapi dengan dioda atau dengan relay, yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari baterai ke ignition coil tanpa melalui balast resistor ketika pada saat starter, dan mencegah agar arus tidak kembali ke motor starter setelah mesin hidup (posisi IG).
b. Cara kerja sistem starter pada mobil
1) Pada saat Kunci Kontak ON
Pada saat kunci kontak ON listrik dari terminal positif baterai akan mengalir menuju ke terminal B pada switch magnet dari motor starter. Listrik akan dialirkan ke hold in coil pada switch magnet sehingga akan timbul kemagnetan pada hold in coil. Kemagnetan pada hold in coil ini akan membuat kontak plate akan tertarik dan terdorong maju karena gaya magnet dari hold in coil tersebut dan membuat Terminal C dan terminal B pada switch magnet akan saling terhubung. Dengan terhubungnya terminal C dan terminal B oleh kontak plate , maka aliran listrik dari postif aki akan mengalir juga menuju terminal B. Sementara di saat kontak plate maju tertarik , kontak plate juga akan menarik drive lever yang mengakibatkan starter clutch terdorong dan mendorong pinion gear untuk berhubungan dengan fly whell. Aliran listrik di terminal B akan diteruskan ke field coil, sehingga field coil akan menjadi magnet. Aliran listrik juga akan diteruskan ke armature , sehingga armature pun ikut menjadi magnet. Kemagnetan antara field in coil dan armature ini akan membuat armature coil berputar , sehingga pinion gear pun akan ikut berputar. Dengan berputarnya pinion gear ini akan membuat flywheel pun ikut berputar.
2) Pada Saat Kunci Kontak OFF
Pada saat kunci kontak off, maka aliran listrik ke terminal B pada switch magnet dari motor starter pun akan terputus yang mengakibatkan kemagnetan pada hold in coil hilang. Dengan hilangnya kemagnetan pada field in coil maka kontak plate akan tertarik kembali ke posisi semula oleh karena tekanan dari per yang ada pada switch magnet. Kembalinya kontak plate pada posisi semula ini akan membuat drive lever akan kembali ke posisi semula yang berakibat starter clutch dan pinion gear kembali ke posisi semula dan memutuskan hubungan dengan flywheell. Sehingga flywheel yang berputar karena hasil tenaga dari pembakaran pada ruang bakar , tidak akan membuat motor starter berputar , yang dapat membuat motor starter menjadi rusak.
I. Sistem Listrik Starter Pada Motor
c. Komponen Sistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Baterai
Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tegangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 Volt dan atau 12 Volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya.
2) Kunci Kontak,
Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (On-Off) rangkaian kelistrikan sepeda motor.
3) Relay Starter (Magnetic Switch)
Sebagai relay utama system starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter.
4) Saklar Starter (Starter Switch),
Berfungsi sebagai saklar starter yang bekerja pada saat kunci kontak pada posisi ON.
5) Motor Starter,
Merupakan motor starter listrik (kebanyakan tipe DC) yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin.
Gambar II.19. Komponen utama Sistem Stater Elektrik pada
Sepeda Motor
d. Prinsip KerjaSistem Starter Elektrik Pada Sepeda Motor
1) Saat Kunci Kontak Off
Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan.
2) Saat Kunci Kontak On
a. Kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak ditekan. Tombol starter tidak ditekan (posisi OFF) menyebabkan arus dari sumber tegangan (baterai) belum mengalir ke sistem starter sehingga sistem starter belum bekerja
b. Kunci kontak posisi ON dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir :Baterai ⇒Sekering ⇒Kunci Kontak (ON) ⇒Kumparan RelayStarter ⇒Tombol Starter (START) ⇒massa.Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor starter mengubah arus listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian memutarkan poros engkol mesin untuk menghidupkan mesin.
Gambar II.20. Rangkaian system stater sepeda motor Supra
Cara kerjannya adalah :
Pada saat kunci kontak on, saklar stater ditekan, arus mengalir :
BATTERAY POSITIF – SEKRING – KUNCI KONTAK – RELAY STATER – SAKLAT STATER – MASSA
Didalam relay stater terdapat kumparan, sehingga jika arus mengalir ke dalam kumparan relay stater, maka relay stater akan menjadi magner, dan plunyer pada relay stater akan menghubungkan terminal kabel besar dari positif batteray dan yang menuju motor stater, sehingga aliran arusnya menjadi :
BATTERAY POSITIF – TERMINAL RELAY STATER – MOTOR STATER – MASSA
Karena motor stater mendapatkan aliran arus, maka motor stater berputar, memutarkan mesin.
e. Mekanisme Penggerak / Penghubung Sistem Starter
Motor starter tidak terhubung secara langsung dengan poros engkol, melainkan dihubungkan melalui mekanisme penggerak/ penghubung. Tujuan mekanisme penghubung ini antara lain :
1. Meningkatkan momen putar motor starter melalui perbandingan/reduksi roda gigi perantara, dan
2. Memungkinkan ditambahkannya mekanisme kopling satu arah yang akan melepaskan hubungan putaran motor starter dengan poros engkol setelah mesin hidup.
Terdapat dua jenis mekanisme penggerak/penghubung motor starter pada sepeda motor, yaitu:
1. Mekanisme penghubung menggunakan sprocket & rantai penggerak.
2. Mekanisme penghubung menggunakan roda gigi (gear).
f. Mekanisme Kopling Satu Arah
Mesin akan mulai berputar karena digerakkan oleh motor listrik melalui perantaraan rantai starter atau roda gigi. Agar setelah mesin hidup motor starter tidak ikut berputar pada rotor flywheel dipasangkan mekanisme kopling satu arah.
J. Pemeriksaan Perawatan Dan Perbaikan Sistem Starter
1. Pemeriksaan dan Perawatan Baterai
a. Memeriksa jumlah cairan baterai. Permukaan cairan baterai harus berada di antara batas atas dan batas bawah. Apabila cairan baterai berkurang, tambahkan air suling sampai batas atas tinggi permukaan yang diperbolehkan.
b. Memeriksa berat jenis cairan baterai. Berat jenis cairan baterai ideal adalah 1,260. Apabila kurang, maka baterai perlu distrum (charged), sedangkan apabila berat jenis cairan baterai berlebihan maka tambahkan air suling sampai mencapai berat jenis ideal.
c. Pemeriksaan pipa/slang ventilasi baterai. Perhatikan kerusakan pipa/slang ventilasi dari kebocoran, tersumbat maupun kesalahan letak/jalur pemasangannya.
2. Pemeriksaan Relay Starter (Magnetic Switch)
a. Menekan tombol starter pada saat kunci kontak posisi ON.Kumparan relay starter normal jika terdengar bunyi “Klik” dari dalam unit relay starter.
b. Apabila tidak ada bunyi “Klik”, lakukan pemeriksaan lanjut :
1) Mengukur tegangan yang keluar dari kumparan relay starter, menuju ke tombol starter. Spesifikasi : Harus ada tegangan sekitar 12 V pada saat kunci Kontak posisi ON.
2) Apabila tidak ada tegangan, lepaskan relay starter dari rangkaian, kemudian periksa kontinuitas kumparan relay starter. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas.
c. Menghubungkan kumparan relay dengan baterai, kemudian memeriksa kontinuitas antara kedua terminal besar relay. Spesifikasi :
1) Harus ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay pada saat kumparan relay dihubungkan dengan baterai.
2) Tidak boleh ada kontinuitas antara kedua terminal besar relay setelah hubungan antara kumparan relay ke baterai dilepaskan.
3. Pemeriksaan Motor Starter
a. Melakukan pelepasan dan pembongkaran motor starter.
b. Melakukan pemeriksaan komutator terhadap perubahan warna. Lempengan komutator yang berubah warna secara berpasangan menunjukkan adanya hubungan singkat pada kumparan armatur.
c. Melakukan pemeriksaan bantalan, meliputi :
1) Cincin dalam bantalan harus duduk erat pada komutator.
2) Cincin luar bantalan harus berputar dengan halus tanpa suara.
d. Melakukan pemeriksaan kumparan armatur :
1) Memeriksa kontinuitas antar lempengan komutator. Spesifikasi : Harus ada kontinuitas antar lempengan komutator.
2) Memeriksa kebocoran/kontinuitas kumparan armature dengan poros armatur. Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
e. Memeriksa sikat-sikat :
1) Memeriksa Sikat-sikat terhadap keausan atau kerusakan. Batas servis : Panjang sikat min. 3,5 mm.
2) Memeriksa pegas-pegas sikat terhadap keletihan atau keausan.
3) Memeriksa hubungan singkat terminal kabel dengan pemegang sikat (body). Spesifikasi : Tidak boleh ada kontinuitas.
4) Memeriksa kontinuitas terminal kabel dengan sikat. Spesifikasi : Harus ada kontiunitas.
4. Pemeriksaan Mekanisme Kopling Satu Arah
a. Melepas kopling starter dengan terlebih dahulu mengeluarkan oli pelumas mesin, melepas alternator dan mekanisme penghubung sistem starter ke poros engkol.
b. Memeriksa sil debu terhadap keausan/kerusakan.
c. Memeriksa bantalan jarum, bantalan harus dapat berputar halus tanpa suara berisik.
d. Memeriksa penggelinding kopling satu arah, tutup pegas dan pegas terhadap keausan/kerusakan.
I. Pengertian
sistem pengisian
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk
menyediakan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan
pada kendaraan tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena
seperti yang kita ketahui baterai pada automobile berfungsi untuk mensuplai
kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–bagian
kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan
semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil.
Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk
mengisi baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian
kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila
mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup sistem pengisian yang akan
menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada, namun jika
pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan
mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan
listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.
J . Komponen-komponen sistem
pengisian
Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus
dari batteray ke beban. (Sistem pengapian, lampu tanda, dll)
Tampak samping depan
|
Tampak belakang
|
Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik
sementara,sumber energi listrik saat starter,serta berfungsi sebagai stabilizer
arus dan tegangan sistem pengisian.
Gambar : Bagian – Bagian Baterai
|
SPESIFIKASI BATERAI
|
|
Pada baterai tertulis spesifikasi 12 Volt – 65 AH. Itu
artinya bahwa 12 Volt adalah tegangan jepit baterai, 65 AH adalah besar
kapasitas baterai. Kapasitas baterai adalah besaran yang menyatakan jumlah
muatan energi listrik dengan satuan Amper Hour (AH).
Kapasitas baterai tergantung dari jumlah plat-plat
baterai, jumlah bahan aktif PbO2 & Pb pada plat-plat baterai dan luas
penampang plat-plat baterai yang terendam elektrolit. Kapasitas baterai
menentukan besar kecilnya ukuran baterai.
|
lampu chg
Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa sistem
pengisian bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala,
tetapi pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati.
alternator
Alternator merupakan salah satu komponen dari sistem
pengisian yang berfungsi untuk merubah energi mekanis yang dihasilkan dari
mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah
sebuah pully yang memutarkan rotor dan menghasilkan arus listrik bolak–balik
pada stator, arus listrik yang dihasilkan kemudian dirubah menjadi arus searah
oleh rectifier (dioda).
prinsip kerja alternator
Gambar : Prinsip Kerja Alternator
Arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat kumparan
diputarkan dalam medan magnet. Jenis arus listrik yang dibangkitkan adalah arus
bolak-balik yang arah alirannya secara konstan berubah-ubah dan untuk
mengubahnya menjadi arus searah diperlukan sebuah komutator atau dioda dan
sikat-sikat. Ini adalah untuk menarik arus searah yang dibangkitkan pada setiap
stator koil. Armatur dengan komutator dapat diputarkan di dalam kumparan. Akan
tetapi, konstruksi armatur akan menjadi rumit dan tidak dapat diputarkan pada
kecepatan tinggi. Kerugian yang lainnya adalah bahwa arus mengalir melalui
komutator dan sikat (brush), maka keausan akan cepat terjadi karena adanya
lompatan bunga api.
Untuk mendapatkan arus searah dapat dilakukan dengan
menyearahkan arus bolak-balik yang dihasilkan oleh stator koil tepat sebelum
dijadikan output dengan menggunakan komutator atau dioda, atau dengan cara
mengganti putaran stator coil dengan memutarkan magnet di dalam kumparan.
Semakin besar volume listrik yang dibangkitkan di dalam kumparan, maka kumparan
semakin panas dikarenakan aliran arus. Oleh karena itu, pendinginan akan
menjadi lebih baik kalau stator koil ditempatkan di luar dengan rotor koil
berputar di dalamnya. Untuk tujuan itulah maka alternator mobil menggunakan
kumparan pembangkit (stator koil) dengan magnet berputar (rotor koil)
didalamnya.
Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat pada
alternator
a) Rotor merupakan gulungan
kawat yang akan menjadi electromagnet saat dialiri arus.Kumparan rotor
berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada kuku kuku rotor. Di dalam rotor
terdapat dua buah slip ring. Satu slip ring negative dan satu slip ring
positif.Slip ring berfungsi sebagai terminal kumparan rotor.
Rotor
b) Stator merupakan gulungan kawat
magnet yang diam. Kumparan stator berfungsi membangkitan tegangan bolak-balik 3
fase sehingga arus yang dihasilkan akan lebih rapat dan tidak hamper tidak
putus – putus.
Stator
c) Rectifier (rangkaian dioda)
Dioda / rectifier berfungsi untuk menyearahkan arus listrik. Didalam
alternator terdapat 2 buah rectifier, yaitu rectifier negative dan rectifier
positif. Rectifier positif ditandai dengan adannya terminal B pada alternator.
Terminal B pada alternator biasannya berupa baut yang dibuat lebih panjang dan
atau lebih besar.
d) Regulator (alat pengantar
voltase) bekerja mengatur voltase accu dan voltase stator, regulator akan
mengatur kemamouan komponen rotor untuk menghasilkan output dari alternator dan
pengaturannya tergantung dari kecepatan putaran mesin.
K. Cara kerja sistem pengisian
Bila kinci kontak diputar ke posisi ON , arus dari baterai
akan mengalir ke rotor dan merangsang rotor coil.Pada waktu yang sama, arus
baterai juga mengalir ke lampu pengisisan (CHG) dan akibatnya lampu menjadi
menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut
:
a. Arus yang ke field coil
Terminal(+)baterai→fusible link→kunci kontak (IG
switch)→sekering→terminal IG regulator→point PL→point PL→terminal F
regulator→terminal F alternator→brush→slip ring→rotor coiil→slip
ring→brush→terminal E alternator→massa→bodi.
Aibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang
selanjutnya arus ini disebut araus medan (field current).
b. Arus ke lampu charge
Terminal (+) baterai→fusibler link→sakjelar kunci kontak IG
(IG switch) sekering→lampu CHG→terminal L regulator→titik kontak P→titik kontak
P→terminal E regulator→massa bodi.
Akibatnya lampu charge akan menyala.
L Pada saat mesin kecepatan rendah ke
kecepatan sedang
Bila gerakan P dari voltage relay, membuat hubungan dengan
titik kontak P, maka pada sirkuit sesudah dan sebelum
lampu pengisian (charge) tegangannya sama. Sehingga pada aris tidak akan
mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya aliran arus pada
masing-masing peristiwa sebagai berikut :
a. Tegangan Netral
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari
voltage relay→terminal E reguilator→massa bodi.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi
kemagnetan dan dapat menarik titik kontak P dari P dan selanjutnya P akan
bersatu dengan P. Dengan demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
b. Tegangan yang keluar (output Voltage)
Terminal B alternator→trminal B regulator→titik kontak
P→titik kontak P→magnet coil dari voltage regulator→terminal E regulator→massa
bodi.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang
dapat mempengaruhi posisi dari titik kontak (point) PL.
Dalam hal ini PL akan tertarik dari PL sehingga pada
kecepatan sedang PL akan mengambang (seperti terlihat pada gambar diatas).
c. Arus yang ke field
Termional B alternator→IG switch→Fuse→terminal IG regulator→Point
PL→Point PL→Reristor R→Terminal F regulator→Terminal F alternator→Rotor
coil→terminal E alternator→massa bodi.
Dalam hal ini jumlah arus/tegangan yang masuk ke rotor coil
bias melalui dua saluran.
→Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu
menarik PL dari PL, maka arus yang ke rotor coil akan melalui resistor
R.Akibatnya arus akan kecil dan kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil-pun
kecil (berkurang).
d. Out Put current
Terminal B alternator →baterai dan beban→massa bodi.
Kerja mesin dari kecepatan sedang ke kecepatan tinggi
Bial gerakan titik kontak PL pada regulator berhubungan
dengan titik kontak PL,field current akan dibatasi. Bagaimanapun juga point
dari voltage relay tidak akan terpisah dari point P,sebab tegangan netral
terpelihara dalam sisa flux dari rotor. Aliran arusnya adalah senagai berikut :
a. Voltage Netral (Tegangan Netral)
Terminal N alternator→terminal N regulator→magnet coil dari
voltage relay→terminal E regulator→massa bodi.
Arus ini juga sering disebut netral voltage.
b. Out Put Voltage
Terminal B alternator→terminal B regulator→point P→point
P→magnet coil dari N regulatorterminal E regulator.
Inilah yang disebut dengan Output voltage.
c. tidak ada arus ke Field Current
Terminal B alternator →IG switch→fuse→terminal IG
regulator→reristor R→Terminal F regulator→terminal F alternator→rotor
coil→atau→point PL→Point P→ground (NO.F.C)→Terminal E alternator→massa (F
Current).
Bila arus resistor R→mengalir teminal Fregulator→rotor
coil→massa, akibatnya arua yang ke rotor ada, tapi kalau PL-maka arus mengalir
ke massa sehingga yang ke rotor coil tidak ada.
d. Out Put Current
Terminal B alternator→baterai/load→massa.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Simpulan
Setelah
menguraikan beberapa pembahasan diatas, maka sampailah kita pada tahap kesimpulan.
Dengan adanya berbagai pembahasan, maka dapat penulis simpulkan bahwa
Motor Starter, itu
merupakan jenis rangkaian yang sangat berperan penting dalam proses
menghidupkan mesin kendaraan, berbagai komponen rangkaian dalam Motor Starter
tersebut masing – masing memiliki kinerja yang saling berkaitan satu dengan
komponen – komponen kendaraan.
2. Sistem starter berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja dengan cara memutar poros engkol untuk melakukan kompresi awal.
3. Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
Ø Kunci kontak (ignition switch)
Ø Fuse ( fusibel link )
Ø Kabel penghubung
Ø Baterai
Ø Motor Starter
2. Sistem starter berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bisa bekerja dengan cara memutar poros engkol untuk melakukan kompresi awal.
3. Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi :
Ø Kunci kontak (ignition switch)
Ø Fuse ( fusibel link )
Ø Kabel penghubung
Ø Baterai
Ø Motor Starter
Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk
menyediakan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan
pada kendaraan tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena
seperti yang kita ketahui baterai pada automobile berfungsi untuk mensuplai
kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–bagian
kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan
semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil. Sistem pengisian
akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk memberikan
arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian kelistrikan yang cukup selama mesin
bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama
mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua
komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak
dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai.
Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya
dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi.
B. Saran
Dari pembahasan dan simpulan diatas dapat dituiskan saran – saran sebagai berikut :
Dalam mempelajari Sistem Listrik Stater harus di pahami penuh, agar dapat mengertahui hal hal yang terkecil, jika apabila ada masalah dalam sistem starter dapat menyelesaikan dengan baik dan tepat