MAKALAH
SENI
BUDAYA
SENI
RUPA MODERN
Oleh :
PUTRI
AISYAH
No. Absen
23
SMAN 1 CLURING
BENCULUK – CLURING – BANYUWANGI
TAHUN PELAJARAN
2016-2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, dalam meningkatkan
pengetahuan mengenai Apresiasi karya seni rupa.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Seni rupa Modern
Ciri ciri seni rupa modern
Tujuan seni rupa modern
Sejarah Seni rupa modern
Pengertian Seni rupa Modern
Ciri ciri seni rupa modern
Tujuan seni rupa modern
Sejarah Seni rupa modern
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Daftar pustaka
Daftar pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seni rupa modern Indonesia
mengalami perkembangan yang signifikan pada kurun akhir 1930an hingga akhir
1950an. Perkembangan tersebut terjadi pada masa revolusi fisik dan ditengah
kondisi sosial masyarakat yang masih berada dalam kemiskinan. Konteks sosiologi
inilah yang akan menjelaskan latar sosial seni rupa modern Indonesia sekaligus
mempengaruhi seluruh tema dan kecenderungan estetik para seniman.
Berbeda dengan pandangan umum
yang meletakkan posisi Affandi, Hendra Gunawan dan S. Sudjojono sebagai trio
pelopor seni rupa modern Indonesia, sesungguhnya kepeloporan tersebut ditandai
pula oleh sosok-sosok lain yang berperan besar bagi perkembangan estetik maupun
wacana. Sosok-sosok itu adalah Trisno Sumardjo dan Ries Mulder.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu :
1. Bagaimana pengertian seni rupa ?
2. Bagaimana perkembangan seni kontemporer Indonesia?
3. Bagaimana sejarah seni lukis di
Indonesia?
4. Bagaimana mengenai seni rupa
indonesia modern?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini
yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian seni
rupa
2. Untuk mengetahui perkembangan
seni kontemporer Indonesia
3. Untuk mengetahui sejarah seni lukis di Indonesia
4. Untuk mengetahui mengenai seni rupa indonesia modern
BAB
II
PEMBAHSAN
A. Pengertian Seni Rupa Modern
Seni rupa modern adalah
seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun
tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa. Seni rupa modern
adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan
karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan.
Seni modern lahir dari
dorongan untuk menjaga standar nilai estetik yang kini sedang terancam oleh
metode permasalahan Seni modern dengan melahirkan Conceptual Art atau
Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau konsep
sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk, material dan objek
seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari konsep seniman.
B Ciri-ciri dan Unsur Modernisme
(Desain dan Seni Rupa)
a.
Ciri-ciri seni modern (Desain dan Seni
Rupa)
- Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi, tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
- Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
- Minimalis
- Rasionalitas/Rationality
- Dominan bentuk-bentuk geometris
- Tidak ada unsur ornament
- Universal
- Fungsionalitas diprioritaskan
- Orisinalitas/kemurnian/purity
- Penguatan dalam konsep
- Kreativitas
- Memutus hubungan dengan sejarah
b.
Unsur-unsur Modernisme
- Eksperimen
- Pembaruan (Inovation)
- Kebaruan (Novelty)
- Orisinalitas
C Fungsi dan Tujuan Seni Modern
a.
Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik
maupun psikis
Fisik :
Fisik :
Munculnya bentuk-bentuk desain arsitektur yang baru
dan desain-desain lainnya seperti alat-alat transportasi, fashion dll
Psikis :
Mengurangi kejenuhan penikmat karya seni, karena
muncul berbagai aliran baru seperti pada seni lukis dan cabang seni
lainnya.
b. Meningkatkan popularitas para seniman,
karena seni modern selalu menyertakan
nama senimannya pada setiap karya yang
diciptakan.
c.
Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru
dari hasil eksperimen para seniman modern.
D Sejarah Seni Rupa Modern
Pada perkembangan seni
lukis modern dengan pengekspresian karya seni lukis secara estetis inilah karya
seni menjadi sangat produktif dan kreatif, sedangkan tokoh-tokohnya sangat
banyak baik di Indonesia maupun dimanapun tempat di dunia ini. Abad ke 19
merupakan periode pertama yang penuh arti dalam sejarah seni lukis modern. Pada
masa itu bermunculan berbagai macam corak dan gaya seni lukis yang secara tidak
langsung membedakan dengan sebelumnya. Yang menjadi pusatnya mula-mula adalah
Perancis dengan kota Parisnya. Kemudian Amerika Serikat dengan New York-nya
juga memegang peranan penting.Bila dipakai periodisasi sejarah seni rupa modern
barat menurut Canaday, mulai dari David dengan aliran neoklasikisme,
romantisisme kelompok Barbinson, realisme, impresionisme. Kemudian disusul
dengan munculnya aneka ragam gaya lukisan abad ke 20 seperti fauvisme, Die
Bruke, Der Balu Reiter, kubisme, suprematisme, obyektivitas baru, optical art,
neo-dadaisme, dan sebagainya.
Kemudian di Inggris dan
Amerika Serikat lahir pop-Art, yakni untuk menyebut kecendrungan
internasional diantara pelukis dan pematung yang mengembalikan ide-ide mereka
ke dunia obyek yang bisa diraba, sebagai reaksi terhadap semua jenis yang
abstrak.Kadang juga pop-art disebut realisme baru.Aliran ini menggambarkan
kecendrungan menggunakan benda-benda seperti boneka, mesin-mesin, botol dan kaleng
minuman serta barang rongsokan.
Ditinjau dari
penggunaan material atau media pengungkapan nilai-nilai ide ekspresi estetis,
sesuai denga tuntutan zamannya.Seniman-seniman kreatif telah memanfaatkan dan
mengeksploitasi bahan dan teknik-teknik baru hasil kemajuan ilmu dan teknologi
abad ke 20. Seni lukis modern merupakan ekspresi estetis dari segala macam ide
yang bisa diwujudkan oleh pelukis dalam bentuk-bentuk yang kongkrit dimana
kebebasan serta sikap bathin pelukis sangat menentukan proses pembuatan
lukisan.
Sesudah pop-art,
berkembang pula aliran baru yang dikenal dengan nama environtment-art
dan happening-art, sebagai penemuan dan pembaharuan akibat perkembangan
teknologi yang mau tidak mau membawa pengaruh besar di bidang seni rupa.
- Di Indonesia
Pada waktu Eropa
dilanda pergolakan melawan tradisi, Indonesia masih dalam suasana perjuangan
melawan penjajah, sehingga sulit mencari tanda kelahiran seni lukis modern, ada
yang menganggap bahwa seni lukis modern Indonesia dimulai dari Raden Saleh,
karena ia merupakan pelukis yang mendapat pendidikan di barat dan dipengaruhi
pelukis romantik Perancis Delacroix. Jadi sesudah zamannya David yang merupakan
permulaan seni lukis modern.
Lukisan bertema
keindahan Indonesia (Mooi Indie) berlangsung sekitar 1920-1938 bisa dianggap
sebagai seni lukis modern dalam sejarah senirupa Indonesia. Lukisan-lukisan
bertema pemandangan dengan teknik dan perspektif yang berkesan tiga dimensi
tidak dikenal dalam senilukis yang ada sebelumnya.
Periode berikutnya,
lukisan karya pelukis yang terhimpun dalam Persatuan Ahli Gambar Indonesia atau
disingkat Persagi (1932-1947). Lukisan mereka dianggap sebagai senilukis
modern. Tokoh yag sangat dikenal dalam perhimpunan ini adalah pelukis
Sudjojono, yang dijuluki sebagai bapak senilukis modern Indonesia. Karya mereka
merupakan ekspresi pribadi, mengungkapkan kreativitas dan kebaruan.
Pelukis zaman Jepang
(1942-1945) pelukis zaman Jepang juga dianggap sebagai karya senilukis modern.
Karya para pelukis zaman ini banyak digunakan untuk propaganda perang, namun
corak dan temanya merupakan ekspresi pribadi yang memuat nilai kebaruan dan
kreativitas pelukisnya.
Pelukis era Sanggar
(1945-1950) yang banyak muncul setelah Indonesia merdeka juga mengekspresikan
ide-ide pribadi pelukisnya. Mereka adalah pelukis otodidak yang belajar di
sanggar-sanggar, pada zaman itu belum didirikan sekolah tinggi seni.
Lukisan-lukisan mereka memuat kebaruan dan kreativitas sehingga bisa
dikategorikan sebagai lukisan modern.
Pelukis Akademis (1950)
adalah pelukis yang telah belajar di perguruan tinggi seni. Setelah tahun
1950an berdiri Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta dan Departemen
Seni Rupa di ITB Bandung. Para pelukis lulusan sekolah seni mengekspresikan
gagasan-gagasan individu pelukisnya. Mereka mengekspresikan kebaruan dan
kreativitas. Kecenderungan waktu itu, para pelukis Yogyakarta cenderung
menciptakan lukisan realis. Adapun pelukis Bandung cenderung melukis abstrak
atau bertema keagamaan (kaligrafi).
Daya dorong kearah
perkembangan ekspresi estetis yang kreatif dan orisinal dimulai sejak tahun
1922.Para perintisnya adalah Sudjojono, Basuki Reksobowo, Rusli, Abas
Alibasyah. Corak lukisannya bermacam-macam sesuai dengan dinamika
kreatifitasnya. Dimasa kini, bila seorang pelukis melihat suatu obyek, maka
lukisan yang dihasilkan tidak mesti obyek yang menimbulkan ide.Ia bebas
mengolah menurut kreatifitasnya, menurut ekspresi estetisnya.
Pada masa kini seni
lukis modern Indonesia bercorak abstrak. Namun perlu dijelaskan bahwa untuk
disebut modern sebuah lukisan tidak harus abstrak. Berbagai gejala yang timbul
di Indonesia sebetulnya bagaikan refleksi yang telah terjadi di barat, walaupun
dari segi isi atau temanya berbeda. Perkembangan seni lukis Indonesia ditandai
dengan beberapa periodisasi, dimana sebetulnya pada masa pertentangan ideologi
sudah banyak pelukis yang melukis dengan objek-objek lukisan abstrak.
Seni lukis modern di
Indonesia kini berkembang pesat. Sejumlah lukisan berhasil memenangkan
kompetensi senilukis tingkat internasional. Patron seni lukis modern adalah
para kolektor lukisan, pedagang lukisan atau pecinta lukisan dari masyarkakat
biasa.Kini seni lukis modern memberi kemungkinan yang tak terbatas, demikian
pula material hasil industri teknologi yang banyak mempengaruhi ekspresi estetis
seniman dalam perkembangan seni lukis modern.
5.
Aliran-aliran Seni Rupa
1)
Aliran Neo-Klasik
Pecahnya revolusi
Perancis pada tahun 1789, merupakan titik akhir dari kekuasaan feodalisme di
Perancis yang pengaruhnya terasa juga ke bagian-bagian dunia lainnya. Revolusi
ini tidak hanya perubahan tata politik dan tata social, tetapi juga menyangkut
kehidupan seni. Para seniman menjadi bebas dalam memperturutkan panggilan hati
masing-masing, dimana mereka berkarya bukan karena adanya pesanan, melainkan
semata-mata ingin melukis saja.
Maka dengan demikian
mulailah riwayat seni lukis modern dalam sejarah yang ditandai dengan
individualisasi dan isolasi diri. Jacques Louis David adalah pelukis pertama
dalam babakan modern. Pada tahun 1784, David melukiskan “SUMPAH HORATII”.
Lukisan ini menggambarkan Horatius , bapak yang berdiri di tengah ruangan
sedang mengangkat sumpah tiga anak laki-lakinya yang bergerombol di kiri,
sementara anak perempuannya menangis di sebelah kanan.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
Lukisan ini tidak digunakan untuk kenikmatan, melainkan untuk mendidik, menanamkan kesadaran anggota masyarakat atas tanggung jawabnya terhadap Negara. J.L. David merupakan pelopor aliran Neo-Klasik, dimana lukisan Neo-Klasik bersifat Rasional, objektif, penuh dengan disiplin dan beraturan serta bersifat klasik.
- Ciri-ciri Lukisan Neo-Klasik :
a.Lukisan
terikat pada norma-norma intelektual akademis.
b.Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f.Cenderung dilebih-lebihkan.
Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867)
2) Aliran Romantik
b.Bentuk selalu seimbang dan harmonis.
c.Batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis.
d.Raut muka tenang dan berkesan agung.
e.Berisi cerita lingkungan istana.
f.Cenderung dilebih-lebihkan.
Tokoh penerus J.L. David dalam Neo-Klasik adalah JEAN AUGUAST DOMINIQUE INGRES (1780-1867)
2) Aliran Romantik
Aliran Romantik
merupakan pemberontakan terhadap aliran Neo-Klasik, dimana Jean Jacques Rousseau
mengajak kembali pada alam, sebagai manusia yang tidak hanya memiliki pikiran
tetapi juga memiliki perasaan dan emosi.
- Lukisan-lukisan romantik cenderung menampilkan :
Hal yang
berurusan dengan perasaan seseorang (sangat ditentang dalam aliran Neo- Klasik)
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan
Eksotik, kerinduan pada masa lalu
Digunakan untuk perasaan dari penontonnya
Kecantikan dan ketampanan selalu dilukiskan
- Ciri-ciri aliran Romantis :
a.Lukisan
mengandung cerita yang dahsyat dan emosional.
b.Penuh gerak dan dinamis.
c.Warna bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokohnya antara lain :Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste, Jean Francois Millet
b.Penuh gerak dan dinamis.
c.Warna bersifat kontras dan meriah.
d.Pengaturan komposisi dinamis.
e.Mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan.
f.Kedahsyatan melebihi kenyataan.
Tokoh-tokohnya antara lain :Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste, Jean Francois Millet
Tokoh yang betul-betul
pemberontak dan pertama kali menancapkan panji-panji romantisme adalah Teodore
Gericault (1791-1824) dengan karyanya yang berjudul “RAKIT MENDUSA”. Romantisme
berasal dari bahasa Perancis “Roman” (cerita), sehingga aliran ini selalu
melukiskan sebuah cerita tentang perbuatan besar atau tragedy yang dahsyat.
3.
Aliran Realisme
Realisme merupakan
aliran yang memandang dunia tanpa ilusi, mereka menggunakan penghayatan untuk
menemukan dunia. Salah seorang tokoh Realisme yang bernama “Courbet” dari
Perancis mengatakan :
“TUNJUKANLAH KEPADAKU
MALAIKAT, MAKA AKU AKAN MELUKISNYA, artinya ia tidak akan melukis sesuatu yang
tidak ditunjukkan kepadanya (sesuatu yang tidak real/nyata). Aliran Realisme
selalu melukiskan apa saja yang dijumpainya tanpa pandang bulu dan tanpa ada
idealisasi, distorsi atau pengolahan-pengolahan lainnya. Gustave Courbet
(1819-1877) memandang bahwa lukisan itu pada dasarnya seni yang kongkrit.
Lukisan-lukisan Courbet selalu menampilkan kenyataan hidup yang pahit seperti
“Lukisan Pemecah Batu” dll.
Tokoh : Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.
Tokoh : Jean Francois, Millet dan Honore Daumier.
4. Aliran Naturalisme
Aliran
Naturalisme adalah aliran yang mencintai dan memuja alam dengan segenap isinya.
Penganut aliran ini berusaha untuk melukiskan keadaan alam, khususnya dari aspek
yang menarik, sehingga lukisan Naturalisme selalu bertemakan keindahan alam dan
isinya. Monet merupakan salah satu tokoh pelukis Naturalisme, tetapi terkadang
lukisannya mendekati Realisme. Meskipun lukisan Naturalistiknya Monet yang
mendekati Realisme, tetapi sangat berbeda dengan lukisan Gustave Courbert
sebagai tokoh realisme.
Realismenya Courbert
bersifat sosialistik yang moralitasnya cukup tinggi, sedangkan realismenya
Monet cenderung melukiskan yang indah-indah dan amoral, karena prinsip Monet
adalah “seni untuk kepentingan seni, bukan untuk apapun. Para pelukis
Naturalisme sering dijuluki sebagai pelukis pemandangan. Tokoh Naturalisme yang
berasal dari Inggris adalah Thomas Gainsbrough (1727-1788).
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
5. Aliran Impresionis
Tokohnya antara lain John Constable, William Hogart, Frans Hall.
5. Aliran Impresionis
Apabila ada orang
mendengar istilah Impresionisme, maka asosiasi mereka biasanya tertuju pada
lukisan-lukisan yang impresif, yaitu lukisan yang agak kabur dan tidak
mendetail. Claud Monet bukan tokoh impresionisme, tetapi aliran impresionisme
banyak diilhami oleh penemuan-penemuan Claud Monet dalam setiap lukisannya.
Seorang tokoh impresionisme dari Prancis bernama Piere Auguste Renoir
(1841-1919).
Pelukis ini sangat
gemar melukis wanita, baik dalam kondisi berpakaian maupun tanpa busana.
Lukisan impresionis sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, karena melukis
dilakukan di luar studio. Lukisan impresionis biasanya tidak mempunyai kontur
yang jelas dan nampak hanya efek-efek warna yang membentuk wujud tertentu.
Tokohnya : Eduard Manet, Claude Monet,Auguste
Renoir, Edward Degas dan Mary Cassat.
6. Aliran Ekspresionisme
Pada tahun 1990-an,
para pelukis mulai tidak puas dengan karya yang hanya menonjolkan bentuk-bentuk
objek. Mereka mulai menggali hal-hal yang berhubungan dengan batin, sehingga
muncullah aliran ekspresionisme. Vincent Van Gogh (1850) adalah tokoh yang
menjadi tonggak kemunculan aliran ekspresionisme dan tokoh lain yang mengikuti
adalah Paul Cezanne, Paul Gauguin, Emil Nolde dan di Indonesia yaitu Affandi.
Ekspresionisme merupakan aliran yang melukiskan aktualitas yang sudah
didistorsikan ke arah suasana kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin.
Pelopornya
adalah Vincent Van Gogh, Paul Klee, Emile Nolde, W . Kandinsky, dan Edvard
Munch.
7. Aliran Fauvisme
7. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme
berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya binatang liar. Aliran
fauvisme sangat mengagungkan kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek
lukisan yang dibuat kontras dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga
atau lainnya. Lukisan-lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari
batasan-batasan aliran sebelumnya.
Pelukis fauvisme
cenderung melukis apa yang mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari
sebuah lukisan yang dibuat. Maurice De Vlaminck, merupakan tokoh fauvisme yang
banyak terinspirasi oleh goresan warna Vincent Van Gogh, sampai-sampai ia
berkata,” Saya lebih mencintai Van Gogh dari pada Ayah saya.”
Tokoh-tokohnya antara lain Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
8. Aliran Kubisme
Tokoh-tokohnya antara lain Henry Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminc.
8. Aliran Kubisme
Aliran kubisme dilatar
belakangi oleh konsep Paul Cezanne yang mengatakanbahwa bentuk dasar dari
segala bentuk adalah silinder , bola, balok dan semua bentuk yang ada di dalam
di pengaruhi oleh perspektif, sehingga bidang tertuju pada satu titik tengah.
Karya Picasso menjadi insfirasi kemunculan karya- karya kubisme, karena motif
geometris digunakan oleh Picasso.
Lukisan kubisme
mengedepankan bentuk-bentuk germetris. Tokoh kubisme yang sangat terkenal
adalah Picasso dan Paul Cezanne, tetapi di samping kedua tokoh ini masih banyak
tokoh lain yg menganut Kubisme seperti Juan Gris dll.
9. Aliran Abstraksionisme
9. Aliran Abstraksionisme
Aliran Abstraksionime
adalah aliran yg berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau asosiasis
figuratif suatu obyek. Aliran Abstraksionis di bedakan menjadi dua yaitu.
1) Abstrak kubistis, yaitu abstrak dalam bentuk
geometrik murni seperti lingkaran kubus dan segi tigaTokoh aliraran ini berasal
dari Rusia yaitu Malivich [1913]
2) Abstrak Nonfiguratif, yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
2) Abstrak Nonfiguratif, yaitu abstrak dalam arti seni lukis haruslah murni sebagai ugkapan perasaan, di mana garis mewakili garis ,warna mewakili warna dan sebagainya. Bentuk alami ditinggalkan sama sekali. Tokohnya adalah Wassily kadinsky, Naum Goba.
10. Aliran Futuris
Aliran Futuris
muncul di Itali pada tahun 1909, sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang
dianggap dinamis penuh gerak, karena itu temanya cenderung menggambarkan
kesibukan-kesibukan seperti,pesta arak-arakan, perang dll.
Tokoh aliran ini
antara lain Carlo Carra, Buido Severini, Umbirto
Boccioni, F.T Marineti
11. Aliran dadaisme
11. Aliran dadaisme
Aliran dadaisme
merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran sebelumnya. Aliran ini mepunyai
sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum seni yg telah berlaku. Ciri aliran ini
sinis, nihil dan berusaha meleyapkan ilusi. Aliran ini dilatar belakangi oleh
perang dunia pertama yg tak kunjung berhenti.
Perang yg tak
kunjung padam memberi kesan hilangnya nilai sosial dari nilai estetika di muka
bumi, sehinga pandangan dadaisme tidak ada estetika dalam karya seni. Tokoh
Dadisme adalah Paul klee, Scwitters Tritan Tzara, Maron Janco dll.
12. Aliran Surealisme
12. Aliran Surealisme
Aliran surealis
banyak di pengaruhi oleh teori analisis psikologis. Sigmund Freud mengenai
ketidak sadaran dalam anatomisme dan impian. Surealisme sering tampil tidak
logis dan penuh fantasi, seakan-akan melukis dalam mimpi.
Tokoh surealis
yaitu Salvador Dali, Maxt Ernest, Jona Mirod
5. Seniman Seni Rupa Modern Indonesia
1) Affandi Koesoema
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya.
Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat.Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu.Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis.Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan kekuatan ekspresi.
Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat bawah.Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya.
Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan symbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup.Tangan menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya.Kaki merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.
2) Raden Saleh (1807 – 1880)
Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romatisme.Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah-pecah.Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan imajiner.Namun demikian para seniman romantisme sering kali berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.
Dalam lukisan “Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal.Dari sudut atas secercah sinar matahari yang memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis. Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai romantisisme, tetapi tema-tema lukisannya kaya variasi, dramatis dan mempunyai élan vital yang tinggi.
Karya-karya Raden Saleh tidak hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi.Sebagai contoh adalah lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan), dan “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di Jawa) atau pada “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro).
3) Kartono Yudhokusumo
Kartono merupakan pelopor untuk genre lukisan dekoratif di Indonesia.Perkembangan itu dimulai dari lukisan-lukisan realismenya yang menggunakan warna-warna bebas.Dalam karya “Melukis di Taman”, 1952 ini, terlihat bagaimana corak dekoratif itu benar-benar menjadi jiwa. Semua objek dalam pemandangan itu digambarkan dengan rincian detail, baik yang ada di depan maupun di latar belakang yang jauh. Berbagai warna cerah pada objek juga lebih mencerminkan intuisi pelukis dari pada kenyataan yang ada di alam. Hal lain sebagai ciri genre lukisan ini adalah penggunaan perspektif udara (aerial perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat ke atas dan bidang gambar menjadi lebih luas, sehingga objek-objek lebih banyak dapat dilukiskan.
Dalam lukisan ini terungkap romantisme pelukis dengan membayangkan dunia utuh dan ideal. Wanita-wanita berkebaya yang bercengkrama dan berkasihan, menjadi bagian penting diantara pohon-pohon dan binatang dalam taman yang penuh warna. Hal menarik lagi yaitu, pada sudut depan terlihat seorang laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern di antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Selain hal itu menunjukkan setting sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan romantisisme pada pelukisnya. Dalam bawah sadarnya seorang romantis selalu menghadirkan dunia ideal dari kontradiksi atau berbagai kenyataan yang terpecah-pecah.
Besar kemungkinan tokoh sentral dalam karya-karyanya adalah manifestasi dunia ide yang dimunculkan.Namun demikian dalam kebanyakan genre corak dekoratif, ada kesadaran bahwa alam adalah kosmos dan manusia hanya merupakan titik bagian dari padanya. Oleh karena itu, dalam lukisan ini ego sang pelukis yang begitu ideal pun hanya diletakkan dalam bagian kecil, dari sudut lukisan yang sarat dengan objek dan kaya warna.
4) Mooi Indie ( Hindia Molek)
Pengertian :
Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan yang damai, adem ayem dan harmonis. Tema seni lukis Mooi Indie ini yaitu Lanskap / Pemandangan Alam.
Latar Belakang :
1) Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan.
2) Adanya pengaruh penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah negeri yang tidak cepat berubah.
3) Ketertarikan seniman-seniman eropa pada keindahan alam Indonesia.
4) Adanya usaha dari pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing untuk mengeksploitasi keindahan alam nusantara untuk dijual kepada para turis.
Ciri-ciri Seni Lukis Mooi Indie :
1) Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang juga air.
2) Cahaya dan warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya.
3) Suasana keindahan alam dilebih-lebihkan.
Tokoh-tokoh Pelukis Mooi Indie :
1) A AJ Payen 5) R. Abdullah Suryosubroto
2) Arie Smith 6) Mas Pirngadi
3) Raden Saleh 7) Wakidi
4) Van Dick
Pengaruh Mooi Indie :
1) Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti R. Basuki Abdullah dan RM Sayid
2) Melahirkan corak lukisan Sokaraja Banyumas.
3) Memperkaya corak seni lukis Bali.
4) Menimbulkan penentangan terhadap Mooi Indie yang di pelopori oleh S.Sudjojono yang pada akhirnya melahirkan PERSAGI ( Persatuan Ahli gambar Indonesia ).
5) PERSAGI
Masa Cita Nasional Bangkitanya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
1) Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
2) S. Sudjojono : Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
3) Otto Djaya : Penggodaan, Wanita Impian
Hasil karya mereka mencerminkan :
5. Seniman Seni Rupa Modern Indonesia
1) Affandi Koesoema
Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya. Dalam setiap ekspresi, selain garis-garis lukisanya memunculkan energi yang meluap juga merekam penghayatan keharuan dunia bathinnya.
Dalam lukisan ini terlihat sesosok tubuh renta pengemis yang duduk menunggu pemberian santunan dari orang yang lewat.Penggambaran tubuh renta lewat sulur-sulur garis yang mengalir, menekankan ekspresi penderitaan pengemis itu.Warna coklat hitam yang membangun sosok tubuh, serta aksentuasi warna-warna kuning kehijauan sebagai latar belakang, semakin mempertajam suasana muram yang terbangun dalam ekspresi keseluruhan.
Namun dibalik kemuraman itu, vitalitas hidup yang kuat tetap dapat dibaca lewat goresan-goresan yang menggambarkan gerak sebagian figur lain. Dalam konfigurasi objek-objek ini, komposisi yang dinamis.Dinamika itu juga diperkaya dengan goresan spontan dan efek-efek tekstural yang kasar dari plototan tube cat yang menghasilkan kekuatan ekspresi.
Pilihan sosok pengemis sebagai objek-objek dalam lukisan tidak lepas dari empatinya pada kehidupan masyarakat bawah.Affandi adalah penghayat yang mudah terharu, sekaligus petualang hidup yang penuh vitalitas.Objek-objek rongsok dan jelata selalu menggugah empatinya. Oleh karenanya, ia sering disebut sebagai seorang humanis dalam karya seninya.
Dalam berbagai pernyataan dan lukisannya, ia sering menggungkapkan bahwa matahari, tangan dan kaki merupakan symbol kehidupannya. Matahari merupakan manifestasi dari semangat hidup.Tangan menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya dan merealisir segala idenya.Kaki merupakan ungkapan simbolik dari motivasi untuk terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan. Simbol-simbol itu memang merupakan kristalisasi pengalaman dan sikap hidup Affandi, maupun proses perjalanan keseniannya yang keras dan panjang. Lewat sosok pengemis dalam lukisan ini, kristalisasi pengalaman hidup yang keras dan empati terhadap penderitaan itu dapat terbaca.
2) Raden Saleh (1807 – 1880)
Lukisan Raden Saleh yang berjudul “Badai” ini merupakan ungkapan khas karya yang beraliran Romatisme.Dalam aliran ini seniman sebenarnya ingin mengungkapkan gejolak jiwanya yang terombang-ambing antara keinginan menghayati dan menyatakan dunia (imajinasi) ideal dan dunia nyata yang rumit dan terpecah-pecah.Dari petualangan penghayatan itu, seniman cenderung mengungkapkan hal-hal yang dramatis, emosional, misterius, dan imajiner.Namun demikian para seniman romantisme sering kali berkarya berdasarkan pada kenyataan aktual.
Dalam lukisan “Badai” ini, dapat dilihat bagaimana Raden Saleh mengungkapkan perjuangan yang dramatis dua buah kapal dalam hempasan badai dahsyat di tengah lautan.Suasana tampak lebih menekan oleh kegelapan awan tebal dan terkaman ombak-ombak tinggi yang menghancurkan salah satu kapal.Dari sudut atas secercah sinar matahari yang memantul ke gulungan ombak, lebih memberikan tekanan suasana yang dramatis. Walaupun Raden Saleh berada dalam bingkai romantisisme, tetapi tema-tema lukisannya kaya variasi, dramatis dan mempunyai élan vital yang tinggi.
Karya-karya Raden Saleh tidak hanya sebatas pemandangan alam, tetapi juga kehidupan manusia dan binatang yang bergulat dalam tragedi.Sebagai contoh adalah lukisan “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan), dan “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa), “Een Jagt op Java” (Berburu di Jawa) atau pada “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan Diponegoro).
3) Kartono Yudhokusumo
Kartono merupakan pelopor untuk genre lukisan dekoratif di Indonesia.Perkembangan itu dimulai dari lukisan-lukisan realismenya yang menggunakan warna-warna bebas.Dalam karya “Melukis di Taman”, 1952 ini, terlihat bagaimana corak dekoratif itu benar-benar menjadi jiwa. Semua objek dalam pemandangan itu digambarkan dengan rincian detail, baik yang ada di depan maupun di latar belakang yang jauh. Berbagai warna cerah pada objek juga lebih mencerminkan intuisi pelukis dari pada kenyataan yang ada di alam. Hal lain sebagai ciri genre lukisan ini adalah penggunaan perspektif udara (aerial perspective) yang memungkinkan cakrawala terlihat ke atas dan bidang gambar menjadi lebih luas, sehingga objek-objek lebih banyak dapat dilukiskan.
Dalam lukisan ini terungkap romantisme pelukis dengan membayangkan dunia utuh dan ideal. Wanita-wanita berkebaya yang bercengkrama dan berkasihan, menjadi bagian penting diantara pohon-pohon dan binatang dalam taman yang penuh warna. Hal menarik lagi yaitu, pada sudut depan terlihat seorang laki-laki melukis model wanita dengan pakaian lebih modern di antara kerumunan wanita lain dalam pakaian kebaya. Selain hal itu menunjukkan setting sosial yang berkaitan dengan gaya hidup, juga bisa menjelaskan romantisisme pada pelukisnya. Dalam bawah sadarnya seorang romantis selalu menghadirkan dunia ideal dari kontradiksi atau berbagai kenyataan yang terpecah-pecah.
Besar kemungkinan tokoh sentral dalam karya-karyanya adalah manifestasi dunia ide yang dimunculkan.Namun demikian dalam kebanyakan genre corak dekoratif, ada kesadaran bahwa alam adalah kosmos dan manusia hanya merupakan titik bagian dari padanya. Oleh karena itu, dalam lukisan ini ego sang pelukis yang begitu ideal pun hanya diletakkan dalam bagian kecil, dari sudut lukisan yang sarat dengan objek dan kaya warna.
4) Mooi Indie ( Hindia Molek)
Pengertian :
Mazhab atau cara pandang kolonialisme Belanda atas negeri jajahannya yaitu Hindia Belanda ( Indonesia ) yang diasumsikan sebagai alam pedesaan yang damai, adem ayem dan harmonis. Tema seni lukis Mooi Indie ini yaitu Lanskap / Pemandangan Alam.
Latar Belakang :
1) Munculnya usaha dari pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menciptakan Hindia Belanda yang adem ayem tanpa pemberontakan.
2) Adanya pengaruh penelitian Wallace yang mengatakan nusantara adalah negeri yang tidak cepat berubah.
3) Ketertarikan seniman-seniman eropa pada keindahan alam Indonesia.
4) Adanya usaha dari pemerintah Hindia Belanda dan pelukis-pelukis asing untuk mengeksploitasi keindahan alam nusantara untuk dijual kepada para turis.
Ciri-ciri Seni Lukis Mooi Indie :
1) Objek lukisan didominasi oleh unsur gunung, sawah, dan pepohonan, kadang juga air.
2) Cahaya dan warna-warni alam dilukis / digambarkan semirip aslinya.
3) Suasana keindahan alam dilebih-lebihkan.
Tokoh-tokoh Pelukis Mooi Indie :
1) A AJ Payen 5) R. Abdullah Suryosubroto
2) Arie Smith 6) Mas Pirngadi
3) Raden Saleh 7) Wakidi
4) Van Dick
Pengaruh Mooi Indie :
1) Melahirkan seniman-seniman bercorak naturalis dan realis, seperti R. Basuki Abdullah dan RM Sayid
2) Melahirkan corak lukisan Sokaraja Banyumas.
3) Memperkaya corak seni lukis Bali.
4) Menimbulkan penentangan terhadap Mooi Indie yang di pelopori oleh S.Sudjojono yang pada akhirnya melahirkan PERSAGI ( Persatuan Ahli gambar Indonesia ).
5) PERSAGI
Masa Cita Nasional Bangkitanya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
1) Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana
2) S. Sudjojono : Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh.
3) Otto Djaya : Penggodaan, Wanita Impian
Hasil karya mereka mencerminkan :
- Mementingkan nilai-nilai psikologis
- Tema perjuangan rakyat
- Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata
- Memiliki kepribadian Indonesia
- Didasari oleh semangat dan keberanian
6)
Achmad Sadali (1924 -1987)
Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam usian peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa membangkitkan spirit tertentu.
Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan kefanaan. Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang religisitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami. Semua tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan nilai-nilai religius, misteri dan kefanaan.
Lukisan Achmad Sadali, “Gunungan Emas”, 1980 ini merupakan salah satu ungkapan yang mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Sebagai pelukis abstrak murni Sadali memang telah lepas dari representasi bentuk-bentuk alam. Namun demikian, dalam bahasa visual semua bentuk yang dihadirkan seniman dapat dibaca dengan berbagai tingkatan penafsiran. Dalam usian peradaban yang ada, manusia telah terbangun bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang secara universal bisa membangkitkan spirit tertentu.
Warna-warna berat, noktah dan lubang, serta guratan-guratan pada bidang bisa mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan kefanaan. Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra tentang religisitas. Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an dapat memancarkan spiritualitas islami. Semua tanda-tanda tersebut hadir dalam lukisan-lukisan Sadali, sehingga ekspresi yang muncul adalah kristalisasi perenungan nilai-nilai religius, misteri dan kefanaan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa seni rupa modern adalah Seni
Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk
menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan.
Seni Rupa Kontemporer adalah karya seni rupa masa kini yang berkaitan dengan
situasi dan kondisi saat karya itu dibuat atau karya seni rupa kekinian.
Seni rupa modern Indonesia
mengalami perkembangan yang signifikan pada kurun akhir 1930an hingga akhir
1950an. Perkembangan tersebut terjadi pada masa revolusi fisik dan ditengah
kondisi sosial masyarakat yang masih berada dalam kemiskinan.